Jumat, 04 Oktober 2013

Apex Folli dan Basis Folil

             A. Ujung  daun (Apex Folil)
a.      Runcing (acutus)
b.      Meruncing  (acuminatus)
c.       Tumpul (obtusus)
d.      Membulat (rotundatus)
e.       Rompang (truncotus)
f.       Terbelah (retusus)
g.      Berduri (mucronatus)


Ujung daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa.



Gambar: Bentuk-bentuk ujung daun
.

Bentuk-bentuk ujung daun yang sering dijumpai di Kebun Buah Mangunan ialah sebagai berikut:

a. Runcing (acutus), jika kedua tepi daun kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90o). Daun dengan ujung runcing dapat kita jumpai pada kersen (Muntingia carabula L.), durian (Durio zibethinus Murr.), nangka (Artocarpus heterophyllus Lam), dan mangga (Mangifera indica)
 


Gambar: Ujung daun runcing pada A. Daun Muntingia carabula L.;
 B. Daun Durio zibethinus Murr.;  C. Daun Artocarpus heterophyllus Lam.;
dan D. Daun Mangifera indica


b. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi, hingga ujung Nampak sempit panjang dan runcing misalnya pada daun belimbing(Averrhoa carambola L.), jambu dersono (Syzygium malaccense), duku (Lansium domesticum Corr), dan kepel (Stelechocarpus burahol)



Gambar: Ujung daun meruncing pada A. Daun Averrhoa carambola L.;
B. Daun Syzygium malaccense; C. Daun Lansium domesticum Corr; dan
D. Daun Stelechocarpus burahol

c. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90 derajat). Daun tumpul dapat kita jumpai pada daun kuweni (Mangifera odorata), jambu batu (Psidium guajava L.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan jambu air (Eugenia aquea).

Gambar: Ujung daun tumpul pada A. Daun Mangifera odorata;
B. Daun Psidium guajava L.; C. Daun Citrus aurantifolia; dan 
D. Daun Eugenia aquea.

d. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat atau jorong, atau pada bangun ginjal, misalnya pada daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) dan rambutan (Nephelium lappaceum L.)

                   

Gambar: Ujung daun membulat pada 
A. Daun Anacardium occidentale L.;
B. Daun Nephelium lappaceum L.

B.Basisi folil
a.      Runcing (acutus)
b.      Meruncing  (acuminatus)
c.       Tumpul (obtusus)
d.      Membulat (ritundatus)
e.       Romping atau rata (truncotus)
f.       Berlekuk (emarginatus)


E.     Susunan Tulang-tulang Daun (Nervantio atau Venatio)
Tulang tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu :
1.      Ibu tulang (coasta), ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan tangkai daun.
2.      Tulang tulang cabang (nervus lateralis), ialah tulang tulang yang lebih kecil dari pada ibu tulang dan perpangkal pada ibu tulang. Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang dinamakan tulang cabang tingkat 1, cabang tulang cabang tingkat 1 dinamakan tulang cabang tingkat 2 , demikian seterusnya.
3.      Urat-urat daun (vena), ialah tulang tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala, kisi, atau lainnya.

Dalam daun, tulang tulang cabang tingkat 1 yang tumbuh kesamping, jadi kearah tepi daun, dapat memperlihatkan sifat-sifat berikut :
a.       Tulang cabang tadi mencapai tepi daun
b.      Tulang cabang tadi berhenti sebelum mencapai tepi daun
c.       Tulang tulang cabang bersatu dengan tulang cabang lainnya.
Berdasarkan susunan tulang daun di bedakan menjadi 4 golongan, yaitu :
a.      Daun bertulang menyirip (penninervis)
b.      Daun bertulang menjari (palminervis)
c.       Daun bertulang melengkung (cervinervis)
d.      Daun bertulang sejajar (rectinervis)







C.Warna Daun
Umumnya daun berwarna hijau, tetapi tak jarang pula di jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Misalnya : merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, hijau tua, atau hujaiu kekuningan


D.    Permukaan Daun
a. Licin (laevis),dalam hal ini permukaan daun dapat
     kelihatan Mengkilap (nitidus), Suram (opacus), dan Berselaput lilin (pruinosus)
b.      Gundul (glaber)
c.       Kasap (scaberi)
d.      Berkerut (rugosus)
e.       Berbingkul-bingkul (bullatusi)
f.       Berbulu (pilosusu)
g.      Berbulu halus dan rapat (villosus)
h.      Berbulu kasar (hispidus)
i.        Bersisik (Lepidus)

 E.   Daun Majemuk (Folium Compositium) Dan Daun Tunggal (Folium Simplex)
Daun Majemuk yaitu pada tangakai daun terdapat tangkai cabang-cabang yang lebih dari datu tangkai atau banyak. Pada suatu daun majemuk dapat di bedakan bagian-bagian  ibu tangkai daun (potiolus communis), tangkai anak daun (petiololus), dan  anak daun (foliolum). 

Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam 4 golongan :
a.      Daun mejemuk menyirip (pinnatus)
b.      Daun mejemuk menjari (palmatus)
c.       Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
d.      Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)

Daun Tunggal yaitu pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun saja.

F.    Tata Letak Daun Pada Batang (Phyliotaxis atau Dispositio Foliorum)
Bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun di sebut buku buku batang (nodus). Sedang bagian batang anatara dua buku-buku dinamakan ruas (internodium).
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku buku batang yang kemungkinan ialah
a.      Pada tiap buku buku batang hanya terdapat satu daun
Jika demikian keadaannya, maka tata letak daun dinamakan tesebar (foilia sparsa), walaupun dinamakan tersebar namun pada berbagai jenis tumbuhan tata letak daun tersebar, kadang kadang kelihtan daun daun yang duduknya rapat berjejal jejal susunan demikian disebut suatu :roset (rosula), yang di bedakan menjadi dua :
1)      Roset akar, yaitu juka batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal jejal di atas tanah
2)      Roset batang, yaitu jika daun yang rapat berjejal jejal itu terdapat pada ujung batang

b.      Pada tiap buku buku batang terdapat dua daun
Tata letak yang daun yang demikian ini dinamakan: berhadapan silang (folia op. posita atau foliadecussata)
c.       Pada tiap buku buku batang terdapat lebih dari dua daun
Tata letak daun yang demikian ini di namakan berkarang (folia verticillata )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar