Sabtu, 05 Oktober 2013

Klasifikasi Tumbuhan

Jambu air (Eugenia aquea)

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Eugenia
Spesies: Eugenia aquea
Daun Eugenia aquea merupakan 
  1. daun tunggal tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun bertangkai. 
  2. Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk jorong, 7-25 x 2,5-16 cm.
  3.  Daun bertulang menyirip, ibu tulang daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateralis) tampak jelas, dan urat-urat daun (vena) terlihat jelas. Daging daun tipis seperti perkamen (perkamenteus), 
  4. permukaan daun gundul (glaber) dan memiliki daun dengan tepi rata. Ujung daun membentuk sudut tumpul (obtusus). 
  5. Pangkal daun tidak membentuk sudut melainkan berlekuk.  Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.

Jambu Dersono (Syzygium malaccense)

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Syzygium
Spesies: Syzygium malaccense 
Gambar: Bagian-bagian daun Syzygium malaccense

  1. Daun tunggal terletak berhadapan, 
  2. berbentuk memanjang (oblongus), karena memiliki panjang : lebar = 2,5-3 : 1 (25-30 x 7-10 cm) dengan tangkai pendek 1-1,5 cm, yang tebal dan kemerahan ketika muda. 
  3. Memiliki daun bertepi rata (integer), daging daun coriaceus. Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus). 
  4. Ujung daun meruncing (acuminatus), ujung daun nampak sempit, panjang, dan runcing. Pangkal daun tumpul (obtusus), karena membentuk sudut tumpul (lebih besar dari 90o). 
  5. Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.

Jambu biji (Psidium guajava L.)

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava L

Gambar: Daun Psidium guajava L
  1. Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai (petiolus) dan helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai. 
  2. Dilihat dari letak bagian terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya berada ditengah-tengah dan memiliki bangun jorong karena perbandingan panjang : lebarnya adalah 1½ - 2 : 1 (13-15 : 5,6-6cm).
  3. memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan.
  4.  Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul.
  5.  Pangkal daun membulat (rotundatus), ujung daun tumpul (obtusus). 
  6. Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer),
  7.  daging daun (intervinium) seperti perkamen (perkamenteus).
  8. Pada umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih hijau, jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus). 
  9. Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.

Rambutan (Nephelium lappaceum L.

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Nephelium
Spesies: Nephelium lappaceum L.


Daun Nephelium lappaceum L
  1. merupakan daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) dengan anak daun genap, yakni berjumlah 8 helai anak daun, berbentuk jorong. 
  2. Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun bertangkai.
  3.  Daun bertangkai pendek (0,5-1cm) berbentuk silindris dan tidak menebal pada pangkalnya, tulang daun menyirip, , lebar daun 5,5 cm sampai 7 cm, panjang 9 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus) tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun tumpul (obtusus). 
  4. Permukaan daun licin (laevis) kelihatan mengkilat (nitidus). Daging daun Nephelium lappaceum L. adalah seperti perkamen (perkamenteus).

Durian (Durio zibethinus Murr)

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Bombacaceae 
Genus: Durio
Spesies: Durio zibethinus Murr

                         Gambar: Bagian-bagian daun Durio zibbethinus Murr

Daun (folium) Tergolong daun tunggal yang tidak lengkap. Pada suatu daun tidak lengkap terdiri atas beberapa bagian yaitu:

  1. Tangkai daun (petiolus)
  2. Helaian daun (lamina).

Pertulangan daun menyirip. bagian ibu tulang daun (costa) memanjang dari pangkal daun hingga ujung daun dan dari costa keluar kesamping tulang-tulang cabang (nervus lateralis) sehingga mengingatkan kita pada sirip-sirip ikan. Daun Durio zibethinus Murr berbentuk lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling;; berpangkal dan berujung runcing (acutus) , sisi atas berwarna hijau terang. Tepi daun rata dengandaging daun tebal seperti kulit/belulang (coriaceus). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.

Kelor (Moringa oleifera)

Kerajaan:Plantae
Ordo:Brassicales
Famili:Moringaceae
Genus:Moringa
Spesies:M. oleifera
Nama binomial
Moringa oleifera
Sinonim


Moringa oleifera memiliki daun majemuk atau folium compositum, dimana terdiri atas bagian-bagian : 

  1. anak daun atau foliolus, batang daun atau petiolus dan ibu batang daun atau petiolus communis. 
  2. Spesifiknya daun ini adalah merupakan daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, mengapa dikatakan tidak sempurna karena terdapat daun yang berpasangan dan terdapatpula satu daun yang single atau sendiri. 
  3. Circumscriptio atau bangun daunnya adalah orbicularis atau bundar dimana perbandingan panjang dan lebarnya adalah 1 : 1.  
  4. Setelah di sentuh pada daun, sapat diketahui bahwa intervenium atau daging daunnya adalah herbaceus atau tipis lunak. 
  5. Margo folii atau pinggir daun terlihat jelas menunjukkan bentuk yang rata atau integer. 
  6. Sedangkan apex folii atau ujung daun adalah rotundatus dimana seperti ujung tumpul, tidak membentuk sudut sama sekali, sehingga pada ujungnya terbebtuk semacam suatu busur. 
  7. Basis folii atau atau pangkal daunnya sama halnya dengan apex folii atau pangkal daunnya memiliki bentuk rotundatus atau membulat. Permukaan daunnya berbentuk leavis ntidus atau licin mengkilap berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium.
  8.  Sedangkan pertulangan daun atau nervationya adalah cervinervis atau bertulang daun daun melengkung, dimana terdapat satu tulang daun yamg paling besar dan yang lainnya mengikuti jalannya tepi daun. 
  9. jadi semua memencar kemudian kembali ke atu arah yang sama yaitu ujung daun, sehingga selain tulang daun yang di tengah tulang daunnya terlihat seperti melengkung. 
  10. Duduk daunadalah folio sparsa atau tersebar dimana jika diperhatikan secara seksama jika diambil dari salah satu titik tolak daun dan kemudian kita bergerak mengikuti daunnya secara gari spiral lurus, akan didapati perbandingan pecahan yang dimiliki secara tetaqp oleh setiap tumbuhan 


Singkong (Manihot utilissima)

Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Malpighiales
Famili:
Euphorbiaceae
Upafamili:
Crotonoideae
Bangsa:
Manihoteae
Genus:
Manihot
Spesies:
M. esculenta

Merupakan daun tunggal atau folium simplex, dimana terdiri atas

  1. helaian daun atau lamina, dan batang daun atau petiolus. 
  2. Memiliki circumscriptio atau bangun dau berupa bulat / bundar atau            orbicularis. Setelah di sentuh pada daun, sapat diketahui bahwa
  3. intervenium atau daging daunnya adalah herbaceus atau tipis lunak. 
  4. Margo folii atau pinggir daun terlihat jelas menunjukkan bentuk yang           rata atau integer. 
  5. Sedangkan apex folii atau ujung daun adalah rotundatus dimana seperti       ujung tumpul, tidak membentuk sudut sama sekali, sehingga pada                 ujungnya terbebtuk semacam suatu busur. 
  6. Basis folii atau ujung daunnya adalah berbentuk obtosus yang memang         umumnya terdapat pada daun-daun berbangun bulat dan jorong.                 Permukaan daunnya berbentuk leavis atau licin 
  7. Nervatio atau pertulangan dauunya adalah palminervis atau bertulang         daun menjari, yaitu jika dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang        yang memencar dan memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan.     Jumlah tulangnya secara umum adalah gasal, di bagian tengah merupakan     paling panjang, dan bagian samping semakin memendek.

Daging Daun (Intervenum)

Daging daun (intervenum

ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakekatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daunnya. Sifat ini dibedakan menjadi:

  1. Tipis seperti selaput (membranaceus),
  2.  Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya pada belimbing manis (Averrhoa carambola L.) dan kersen (Muntingia carabula L.)
  3. Tipis lunak (herbaceus),
  4. Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku, misalnya pada jambu air (Eugenia aquea), kepel (Stelechocarpus burahol), papaya (Carica papaya), jeruk nipis (Citrus aurantifolia).
  5.   Seperti kulit/belulang (coriaceus), yaitu jika helaian daun tebal dan kaku, misalya pada daun kuweni (Mangifera odorata), jambu dersono (Syzygium malaccense),mangga (Mangifera indica), nangka (Artocarpus heterophyllus Lam), rambutan (Nephelium Lappaceum), duku (Lansium indicum Corr), durian (Durio zibethinus Murr), jambu biji (Psidium guajava L.), jambu mete (Anacardium occidentale L.).
  6.   Berdaging (carnosus), yaitu jika tebal dan berair.


Jumat, 04 Oktober 2013

Tomat Berumur 2 minggu

margo folli


MARGO FOLLI




Tepi Daun (Margo Folli)
  •                 Rata (integer)
  •                 Bertoreh (divisus) 
  •                 Bergerigi (searratus)
  •                 Bergerigi ganda/rangkap (biserratus)
  •                 Bergigi (dentatus)
  •                 Beringgit (crenatus)
  •                 Berombak (repandus)
  1. 1.      Tepi daun dengan toreh yang merdeka
  1. 2.      Toreh daun denga toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya


tepi daun toreh yang merdeka


Tepi daun (margo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya, namun yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan bergerigi (serratus), bergerigi ganda atau rangkap (bisseratus), bergerigi (dentatus), beringgit (crenatus), dan berombak (repandus).
Berdasarkan dalamnya torehan pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : berlekuk (lobatus)bercangap (fissus), dan berbagi (partitus).

Apex Folli dan Basis Folil

             A. Ujung  daun (Apex Folil)
a.      Runcing (acutus)
b.      Meruncing  (acuminatus)
c.       Tumpul (obtusus)
d.      Membulat (rotundatus)
e.       Rompang (truncotus)
f.       Terbelah (retusus)
g.      Berduri (mucronatus)


Ujung daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa.



Gambar: Bentuk-bentuk ujung daun
.

Bentuk-bentuk ujung daun yang sering dijumpai di Kebun Buah Mangunan ialah sebagai berikut:

a. Runcing (acutus), jika kedua tepi daun kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90o). Daun dengan ujung runcing dapat kita jumpai pada kersen (Muntingia carabula L.), durian (Durio zibethinus Murr.), nangka (Artocarpus heterophyllus Lam), dan mangga (Mangifera indica)
 


Gambar: Ujung daun runcing pada A. Daun Muntingia carabula L.;
 B. Daun Durio zibethinus Murr.;  C. Daun Artocarpus heterophyllus Lam.;
dan D. Daun Mangifera indica


b. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi, hingga ujung Nampak sempit panjang dan runcing misalnya pada daun belimbing(Averrhoa carambola L.), jambu dersono (Syzygium malaccense), duku (Lansium domesticum Corr), dan kepel (Stelechocarpus burahol)



Gambar: Ujung daun meruncing pada A. Daun Averrhoa carambola L.;
B. Daun Syzygium malaccense; C. Daun Lansium domesticum Corr; dan
D. Daun Stelechocarpus burahol

c. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90 derajat). Daun tumpul dapat kita jumpai pada daun kuweni (Mangifera odorata), jambu batu (Psidium guajava L.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan jambu air (Eugenia aquea).

Gambar: Ujung daun tumpul pada A. Daun Mangifera odorata;
B. Daun Psidium guajava L.; C. Daun Citrus aurantifolia; dan 
D. Daun Eugenia aquea.

d. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat atau jorong, atau pada bangun ginjal, misalnya pada daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) dan rambutan (Nephelium lappaceum L.)

                   

Gambar: Ujung daun membulat pada 
A. Daun Anacardium occidentale L.;
B. Daun Nephelium lappaceum L.

B.Basisi folil
a.      Runcing (acutus)
b.      Meruncing  (acuminatus)
c.       Tumpul (obtusus)
d.      Membulat (ritundatus)
e.       Romping atau rata (truncotus)
f.       Berlekuk (emarginatus)


E.     Susunan Tulang-tulang Daun (Nervantio atau Venatio)
Tulang tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu :
1.      Ibu tulang (coasta), ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan tangkai daun.
2.      Tulang tulang cabang (nervus lateralis), ialah tulang tulang yang lebih kecil dari pada ibu tulang dan perpangkal pada ibu tulang. Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang dinamakan tulang cabang tingkat 1, cabang tulang cabang tingkat 1 dinamakan tulang cabang tingkat 2 , demikian seterusnya.
3.      Urat-urat daun (vena), ialah tulang tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala, kisi, atau lainnya.

Dalam daun, tulang tulang cabang tingkat 1 yang tumbuh kesamping, jadi kearah tepi daun, dapat memperlihatkan sifat-sifat berikut :
a.       Tulang cabang tadi mencapai tepi daun
b.      Tulang cabang tadi berhenti sebelum mencapai tepi daun
c.       Tulang tulang cabang bersatu dengan tulang cabang lainnya.
Berdasarkan susunan tulang daun di bedakan menjadi 4 golongan, yaitu :
a.      Daun bertulang menyirip (penninervis)
b.      Daun bertulang menjari (palminervis)
c.       Daun bertulang melengkung (cervinervis)
d.      Daun bertulang sejajar (rectinervis)







C.Warna Daun
Umumnya daun berwarna hijau, tetapi tak jarang pula di jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Misalnya : merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, hijau tua, atau hujaiu kekuningan


D.    Permukaan Daun
a. Licin (laevis),dalam hal ini permukaan daun dapat
     kelihatan Mengkilap (nitidus), Suram (opacus), dan Berselaput lilin (pruinosus)
b.      Gundul (glaber)
c.       Kasap (scaberi)
d.      Berkerut (rugosus)
e.       Berbingkul-bingkul (bullatusi)
f.       Berbulu (pilosusu)
g.      Berbulu halus dan rapat (villosus)
h.      Berbulu kasar (hispidus)
i.        Bersisik (Lepidus)

 E.   Daun Majemuk (Folium Compositium) Dan Daun Tunggal (Folium Simplex)
Daun Majemuk yaitu pada tangakai daun terdapat tangkai cabang-cabang yang lebih dari datu tangkai atau banyak. Pada suatu daun majemuk dapat di bedakan bagian-bagian  ibu tangkai daun (potiolus communis), tangkai anak daun (petiololus), dan  anak daun (foliolum). 

Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam 4 golongan :
a.      Daun mejemuk menyirip (pinnatus)
b.      Daun mejemuk menjari (palmatus)
c.       Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
d.      Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)

Daun Tunggal yaitu pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun saja.

F.    Tata Letak Daun Pada Batang (Phyliotaxis atau Dispositio Foliorum)
Bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun di sebut buku buku batang (nodus). Sedang bagian batang anatara dua buku-buku dinamakan ruas (internodium).
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku buku batang yang kemungkinan ialah
a.      Pada tiap buku buku batang hanya terdapat satu daun
Jika demikian keadaannya, maka tata letak daun dinamakan tesebar (foilia sparsa), walaupun dinamakan tersebar namun pada berbagai jenis tumbuhan tata letak daun tersebar, kadang kadang kelihtan daun daun yang duduknya rapat berjejal jejal susunan demikian disebut suatu :roset (rosula), yang di bedakan menjadi dua :
1)      Roset akar, yaitu juka batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal jejal di atas tanah
2)      Roset batang, yaitu jika daun yang rapat berjejal jejal itu terdapat pada ujung batang

b.      Pada tiap buku buku batang terdapat dua daun
Tata letak yang daun yang demikian ini dinamakan: berhadapan silang (folia op. posita atau foliadecussata)
c.       Pada tiap buku buku batang terdapat lebih dari dua daun
Tata letak daun yang demikian ini di namakan berkarang (folia verticillata )